Friday, April 10, 2009

PARTYPARTAI

Pesta demokrasi pemilihan calon legislatif sudah selesai, menyisakan beberapa kisah dibalik pesta tersebut. Ada kisah tentang seorang calon legislatif (Caleg) yang hanya seorang tukang sate yang gigh dan bersemangat untuk berkampnaye dengan caranyaa sendiri, hingga cerita tentang bagaimana kacaunya lembaga pengawasan pemilu dalam hal ini yaiutu KPU Indonesia dalam melaksanakan tugasnya melakukan proses pemilhan umum. Pemilihan yang diharapkan akan menjadi sebuah memilih wakil rakyat untuk berjuang atas nama rakyat sedikit tercoreng dengan banyaknya cacat disana sini. Sebut saja ada nama calon pemilih ganda, atau banyak calon pemilih yang tidak terdaftar. Tapi tentu saja itu sudah terjadi dan tidak mungkin diulang kembali.

Ada satu yang menjadi perhatian saya dalam pesta demokrasi kali ini yaitu tentang strategi komunikasi yang dilancarkan para caleg caleg yang terjun mempertaruhkan jiwa dan raga demi sebuah kursi di parlemen. Ya bisa kita lihat banyaknya spanduk, poster , selebaran, yang terlihat berantakan di jalanan kota. Hmmm, mungkin ini yang disebut massive attack communication tapi entahlah bagi saya ini tak terlalu menarik, malah berkesan tidak elegan dan kurang memberikan sesuatu yang berarti. Tentu saja ini menggangu saya sebagai orang yang menyukai bidang kreatif, dan mungkin orang kebanyakan. Karena selain menggangu pemandangan, hal ini pun bagi saya memperlihatkan sebuah konsep komunikasi kurang menarik.

Poster, baligo, giant banner, poster yang memperlihatkan wajah para caleg ini tidak dirancang sedemikian rupa guna menarik perhatian audience/masyarakat, bukankah kegiatan ini untuk menarik perhatian masyarakat guna menangkap informasi yang ingin mereka sampaikan. Memang ada beberapa juga yang menarik dengan sedikit sentuhan tradisi lokal seperti yang terjadi di bali dan jogjakarta, tapi selebihnya sama saja dengan gaya komunikasi yang sama...ahhh..kurang asoy kata si dudung temen saya.

Ya memang kurang menarik, bagaimana kita mau melihat barang 5 menit saja poster poster tersebut sedangkan poster tersebut tidak menarik sama sekali, walhasil jangankan informasi tersampaikan malah lebih parah lagi hanya merusak pandangan mata saja.

Padahal bila kita lihat hal semacam ini bisa jadi arena kreatif untuk menraik audience guna melancarkan pesta demokrasi tersebut. Tidak perlu dengan poster yang dipasang secara membabi buta tetapi berikan sedikit sentuhan yang dapat memberikan jaminan orang untuk melirik, itu sudah cukup, dan tentunya dia akan mencari tahu informasi mengenai para caleg tersebut. Ini akan menjadi starting point untuk menuju pintu informasi yang lebih luas lagi tentang profil partai serta calon calon legislatif jagoannya. Tinggal bagaimana para partai ini mengelola jejaring, dan portal informasi yang baik untuk mempermudah para audience mencari informasi tentang mereka.

Tulisan ini hanya sekadar uneg-uneg aja tentang seorang warga negara yang sering aneh dengan wajah-wajah yang tak dikenal terpampang besar-besaran di jalanan ibukota...hihihih

No comments:

Post a Comment